NETWORK LAYER
Salah satu layer atau lapisan yang terdapat di dalam sistem lapisan OSI layer yang cukup memiliki peran penting adalah network layer. Lapisan yang bekerja pada tingkat ke 5 ini merupakan lapisan yang memiliki peran penting dalam proses transmisi jaringan komputer. Penjelasan lebih lengkap mengenai network layer dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini.
Apa itu Network Layer?
Network layer jaringan komputer atau yang bisa juga kita kenal dengan istilah lapisan jaringan merupakan salah satu bagian layer pada keseluruhan sistem OSI Layer Reference Model yang terdiri dari 7 buah lapisan atau layer. Network layer adalah layer atau lapisan yang bekerja di antara data link layer dan transport layer, tergantung pada proses yang sedang berlangsung.
Network layer merupalan sistem logic yang sangat erat kaitannya dengan proses transmisi data, karena menghubungkan komputer ke dalam berabagai jaringan – jaringan yang sudah ada. MAC address juga memiliki peran penting dalam lapisan ini, bersamaan dengan pendefinisian dari IP address (Internet Protocol).
Fungsi-fungsi Network Layer
Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI. Lapisan ini bertanggung jawab untuk melakukan beberapa fungsi berikut:
fungsi utama:
- path determination: menentukan rute yang ditempuh paket dari sumber ketujuan ( Routing algorithms)
- switching: memindahkan paket dari input router ke output router beberapa arsitektur jaringan mensyaratkan router call setup sepanjang jalur sebleum data dialirkan.
Network layer juga berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP,membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internet working dengan menggunakan router dan switch layer-3.2.
Mendefinisikan akhir pengiriman paket data dimana computer mengidentifikasi logical address seperti IP Adreses bagaimana menuruskan / routing (olehrouter ) untuk siapa pengiriman paket data.Layer ini juga mendefinisikan fragmentasi dari sebuah paket dengan ukuran unit yang lebih kecil. Router adalah contoh yang tepat dari definisi layer ini.
Address Layer Network
Pada layer Data Link, address mengidentifikasikan masing-masing piranti fisik.Jika anda faham dengan NIC adapter pada komputer , NIC mempunyai address MACyang unik. Akan tetapi mengidentifikasikan address fisik tersebut belumlah cukup untuk bisa melakukan komunikasi dan melakukan routing antar-jaringan.Kemampuan untuk melakukan routing antar jaringan tergantung identifikasi jaringan-jaringan.
Hal ini bisa dilakukan dengan addressing jaringan, disebut juga logical addresses untuk membedakan mereka dari address fisik yang dipakai pada layer Data Link. Logical addresses meng-identifikasikan kedua segmen address jaringan, dan address piranti itu sendiri, walaupun piranti mempunyai address fisik juga.Address jaringan secara tipical berisi dua komponen: sebuah address segmen jaringan, dan sebuah address logical piranti ± keduanya digunakan untuk mengarahkan (route) messages.
Addressing Layer Network Berikut ini mengilustrasikan bagaimana sebuah komputer A pada jaringan AAingin mengirim pesan kepada komputer D pada jaringan CC.
- Pertama-tama paket sampai pada layer Network pada komputer A. Piranti komputer tersebut menambahkan address tujuan (piranti D pada jaringan CC). Piranti ini jugamenambahkan address asal (piranti A dan jaringan AA)sehingga piranti penerimadapat membalas seperlunya. Sekarang paket pesan berisi D|CC|A|AA (yaitu address tujuan dan address asal).
- Pada layer Data Link piranti ini menambahkan address pirantinya sendiri (30)dan juga address piranti pada hop berikutnya (40). Sekarang paket berisi30|40|D|CC|A|AA
- Paket sampai pada router B dan router B memeriksa address Data Link tujuan pada paket tersebut dan ternyata ditujukan pada nya, maka router B tersebut melepasaddress Data Link layer. Kemudian router B ini memeriksa address Network layer tujuan. Ternyata address network layer ini tidak berada pada jaringan router B.
- Kemudian router memaket ulang address layer Data Link tujuan dan juga addressPiranti dirinya sendiri (40)dan juga address piranti pada hop router C berikutnya(50).
- Komputer D menerima paket dan menghapus address layer Data Link, addressaslinya A|AA dan address tujuan D|CC tersimpan di layer Network. sampailah datayang dikirim dari komputer A ke komputer D.Point-2 berikut perlu dipahami mengenai bagaimana paket berjalan menujuaddress tujuan melintasi suatu rute antar-jaringan.
Protocol Routing
Protocol layer Network adalah proses software yang melakukan fungsi routingantar-jaringan. Suatu router Cisco dapat menjalankan beberapa protocol layer Network sekaligus dimana setiap protocol berjalan independen satu sama lain. Suatu protocol routing adalah protocol layer Network sesungguhnya yang menjalankan fungsi routing antar jaringan. Protocol routing mempelajari dan berbagi informasirouting antar-jaringan, dan membuat keputusan tentang jalur mana yang akandipakai.
Protocol routing meliputi yang berikut:
- Routing Information protocols (RIP)
- Interrior Gateway Routing Protocol (IGRP)
- Open shortest path first (OSPF)
- Netware link service protocol (NLSP)
Suatu routed protocol adalah suatu protocol upper-layer yang dapat dilewatkan antar- jaringan. Suatu protocol yang bisa dilewatkan harus berisi informasi address layer Network. Protocol-2 yang bisa di-route dilewatkan antar-jaringan oleh protocol-2yang meliputi: IP;IPX; AppleTalk; dan juga DECNet.Protocol yang Tidak dapat dilewatkan (Non-routable protocols)Tidak semua protocol bisa dilewatkan atau diarahkan, yang merupakan protocol-2yang tidak bisa dilewatkan yang mana:
- Tidak mendukung data layer Network; tidak berisi address-2 logical.2. Menggunakan Static ± route-2 yang sudah didefinisikan yang tidak bisa diubah.Sbagai contoh:1. NetBIOS (Network Basic Input / Output)
- NetBEUI (NetBIOS Extended user interface3. LAT (Local Area Transport)
Disamping routing, fungsi lain dari layer Network ini adalah Switching
- Kemampuan dari sebuah router untuk menerima data pada satu port dari satu jaringan dan mengirim nya keluar port yang lain pada jaringan lainnya.
- Memindahkan data antara jaringan terhubung untuk mencapai tujuan akhir Ada dua metoda bagaimana paket berjalan melalui suatu jaringan yang kompleks,switching circuits, dan paket switching.
- Jalur ditentukan dari start ke finish.
- Jalur harus terbentuk terlebih dahulu sebelum dimulainya komunikasi
- Mirip seperti setting panggilan, dan menggunakan technology yang sama yangdigunakan sebagai jaringan telpon.
- Semua paket mengambil jalur yang sama
- Jalur adalah dedicated untuk conversation, dan harus dibuka tutup setiap saat.
- Menggunakan suatu Switched Virtual Circuit (SVC) antar piranti.
- Jalur ditentukan saat komunikasi terjadi.
- Pembentukan jalur koneksi tidak perlu sebelum memulai mengirim data
- Packet Switching selalu ON dan tidak perlu dibangun lagi untuk setiap sessi
- Setiap paket bisa mengambil jalur yang berbeda
- Setiap jalur bisa juga dipakai oleh piranti lainnya pada saat bersamaan
- Menggunakan suatu virtual circuit permanent (PVC)antar piranti
Network layer, atau OSI layer 3, menyediakan layanan untuk tukar data melewati jaringan antar end device yang teridentifikasi. Agar transport end-to-end inidapat terwujud, Layer 3 menggunakan 4 proses umum:
- Addressing-Encapsulation-Routing-Decapsulation
- Encapsulation Kedua, layer Network harus menyediakan enkapsulasi. Tidak selalu harus device-device yang harus diidentifikasi dengan alamat, the individual pieces´ layer Network PDU juga harus berisi alamat ini. Selama proses enkapsulasi berlangsung,layer 3 menerima PDU dari layer 4, dan menambahkan header layer 3 atau (sebuah) label untuk membuat PDU layer 3. Pada saat menunjuk ke layer Network, kitakatakan ini adalah paket PDU. Pada saat paket itu dibuat, harus ada header daninformasi lainnya, alamat dari host yang ingin dikirim. Alamat ini merujuk sebagaialamat tujuan. Header layer 3 juga berisi alamat dari host yang aslinya (asalnya).
- Routing Kemudian layer Network harus menyediakan layanan untuk mengirim langsung paket-paket ini ke host tujuan. Sumber dan tujuan host tidak selalu tersambung padanetwork yang sama. Bahkan, paket tersebut mungkin saja harus berjalan melewatinetwork-network yang berbeda (lainnya).
- Decapsulation Yang terakhir, paket tersebut sampai pada host tujuan dan proses(berlangsung) padalayer 3. Host ³examine´ alamat tujuan untuk memverifikasi bahwa paket tersebutdialamatkan ke device itu. Jika alamatnya benar, paket itu akan di-decapsulasi olehlayer Network dan PDU Layer 4 berisi paket yang ³passed up to the appropriateservice at Transport layer´ Tidak seperti layer Transport (OSI Layer 4) yang mengatur transport data antara proses yang berjalan pada setiap ³end host´, protokol layer Network menspesifikasikan struktur paket dan proses yang digunakan untuk membawa datadari satu host ke host yang lain. Mengoperasikan tanpa disertai pembawa aplikasidata di setiap paket ³membolehkan´ setiap paket untuk banyak tipe komunikasiantara banyak host
Pengertian Internet Working ??
Internetworking adalah praktek menghubungkan jaringan komputer dengan jaringan lain melalui penggunaan gateway yang menyediakan metode umum dari routing informasi paket antara jaringan. The resulting system of interconnected networks is called an internetwork , or simply an internet . Sistem yang dihasilkan dari jaringan inter koneksi disebut internetwork, atau hanya internet.

Saat ini dengan perkembangan perangkat IT terutama dibidang Networking telah menjadikan kebutuhan akan infrastruktur sangat tinggi yang membuat para vendor berlomba untuk membuat solusi terintegrasi. Tetapi tidak semua solusi yang diberikan atau ditawarkan oleh vendor sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena strategi bisnis perusahaan akan berbeda – beda sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Dahulu pada saat IT menjadi booming dan “anak emas” diperusahaan, penggunaan dana yang unlimited sangat mudah dianggarkan, namun saat ini dengan semakin jenuhnya akan solusi yang diberikan oleh IT ditambah dengan efek dari krisi global, banyak perusahaan mulai “menarik ikat pinggang” untuk belanja produk IT. Pemahanan ini sangat lumrah karena solusi IT dan dampak yang ada sangat susah untuk dituangkan dalam bentuk angka-angka keuntungan diatas kertas.

Karena itu perlu adanya pedoman bagi para praktisi / newbie freshgraduate/ peneliti untuk membuat pedoman dan langkah-langkah dalam perancangan interkoneksi dan komunikasi.Namun dalam pengembangan jaringan akan mendapatkan tantangan tersendiri, langkah pertama adalah harus mengerti tentang internetworking requirement kita, karena unsur reliability dan internetworking harus tercapai.
Ketika dua atau lebih jaringan bergabung dalam sebuah aplikasi, biasanya kita sebut ragam kerja antar sistem seperti ini sebagai sebauh internetworking. Penggunaaan istilah internetwork (atau juga internet) mengacu pada perpaduan jaringan, misalnya LAN- WAN-LAN, yang digunakan. Masing-masing jaringan (LAN atau WAN) yang terlibat dalam internetwork disebut sebagai subnetwork atau subnet.
Piranti yang digunakan untuk menghubungkan antara dua jaringan, meminjam istilah ISO, disebut sebagai intermmediate system (IS) atau sebuah internetworking unit (IWU). Selanjutnya apabila fungsi utama dari sebuah intermmediate system adalah melakukan routing, maka piranti dimaksud disebut sebagai router, sedangkan apabila tugas piranti adalah menghubungkan antara dua tipe jaringan, maka disebut sebagai gateway.
Sebuah protocol converter adalah sebuah IS yang menghubungkan dua jaringan yang bekerja dengan susunan protokol yang sangat berlainan, misalnya menghubungkan antara sebuah susunan protokol standar ISO dengan susunan protokol khusus dari vendor dengan susunan tertentu. Protocol converter dapat digambarkan seperti berikut ini :
Di sini Dalam model osi terdiri dari 7 lapisan layer, Dan TCP/IP Terdiri Dari 4 Lapisan Layer. Kenapa?? Dari gambar, dapat dilihat beberapa perbedaan OSI Layer dengan TCP/IP Layer yang aku simpulkan menjadi 5 buah perbedaan.
- OSI layer memiliki 7 buah layer, dan TCP/IP hanya memiliki 4 Layer
- 3 Layer teratas pada OSI layer, yaitu application, presentation, dan session direpresentasikan kedalam 1 lapisan Layer TCP/IP, yaitu layer application.
- Layer Network pada OSI Layer direpresentasikan sebagai Layer Internet pada TCP/IP Layer, namun fungsi keduanya masih tetap sama.
- Layer Network Access pada TCP/IP menggabungkan fungsi dari Layer DataLink dan Physical pada OSI Layer, dengan kata lain, Layer Network Acces merupakan representasi dari kedua layer paling bawah dari OSI Layer, yaitu DataLink dan Physical.
- TCP/IP layer merupakan “Protocol Spesific”, sedangkan OSI Layer adalah “Protocol Independen”
- Network Access Layer
- Internet Layer
- Transport Layer
- Application Layer
Network Access Layer
Adalah lapisan yang bertanggung jawab dalam memberikan layanan pengiriman data pada jaringan. layer paling bawah itu fungsinya dalam komunikasi sebagai tempat keluar masuknya data,juga mendefenisikan bagaimana sih caranya si komputer pengirim mengirim data dan bagaimana caranya si komputer penerima menerima data.
Berikut ini adalah contoh dari beberapa protocol yang bekerja pada layer ini :
- Protokol Ethernet untuk jaringan Ethernet
- Protokol Token Ring untuk jaringan yang menggunakan Token Ring.
- Protokol PPP (Point to Point Protokol)
Dan protocol ini banyak digunakan pada wide area network (WAN). Ada banyak protokol jaringan termasuk frame Point to Point protocol yang bekerja bersamaan untuk mengirim dan menerima data pada jaringan. Paket-paket data yang dikirim dan diterima pada jaringan disebut frame. Point to Point Protocol biasanya mengikuti format standar untuk semua frame yang mengirim atau menerima.
Internet Layer
Adalah layer bertanggungjawab dalam melakukan pengalamatan dan routing paket. Beberapa protokol yang bekerja pada layer ini :
- IP (Internet Protocol) yang digunakan oleh protokol TCP/IP untuk melakukan pengalamatan. IP identitas dari sebuah perangkat computer dalam pengeiriman data. protokol di internet yang mengurusi masalah pengalamatan dan mengatur pengiriman paket data hingga sampai ke alamat yang benar. (misalnya mw krim data ke komputer A, tanpa kita mengetahui alamat IP dari komputer A maka data tersebut tak akan bisa di kirim.
- ARP (Address Resolution Protocol) adalah protokol yang bertanggung jawab untuk menentukan MAC Address(Alamat Media Access Control) ketika alamat IP diketahui.
Jika Tidak, pada kondisi aktif host A harus mengakses ke MAC host B melalui Protokol ARP. Dalam kondisi perumpamaan , host A seperti menanyakan/ memeriksa ke host dari komputer lain didalam LAN tentang Informasi Host B yg mungkin ada tercatat pada Cache mereka. (Seperti Bertanya sebagai berikut “ Hallo, siapa 192.168.0.2? Disini 192.168.0.1. MAC gue adalah AA-AA-AA-AA-AA-AA.” “Berapa MAC kamu? Harap beritahukan ke Gue” ) Contoh ini adalah bentuk ARP, seperti saat menggunakan Net Meeting. Jika Balasan / Accept dilakukan oleh Host B, saat itu fungsi ARP Terjadi.
- RARP (Reverse Address Resolution Protokol) protokol yang bertanggung jawab untuk menentukan alamat IP ketika MAC Address diketahui.
- ICMP (Internet Control Message Protokol) adalah protokol yang berfungsi memberi informasi apabila ada kerusakan dalam proses pengiriman data.
Arsitektur Internetworking
Arsitektur internetwork diperlihatkan pada gambar berikut ini. Gambar 4.15 memperlihatkan dua contoh dari tipe jaringan tunggal. Yang pertama (gambar 4.15a) adalah site-wide LAN yang menggabungkan LAN satu gedung atau perkantoran yang terhubung lewat sebuah jaringan backbone. Untuk menggabungkan LAN dengan tipe yang sama menggunakan piranti bridge sedangkan untuk jaringan yang bertipe beda menggunakan router.
Contoh yang kedua (gambar 4.15b) adalah sebuah WAN tunggal, seperti jaringan X.25. Pada kasus ini, setiap pertukaran paket (DCE/PSE) melayani set DCE sendiri, yang secara langsung lewat sebuah PAD, dan tiap PSE terinterkoneksi oleh jaringan switching dengan topologi mesh.
![]() |
Gambar 4.15. Arsitektur internetwork
![]() |
Network Service
Pada sebuah LAN, Alamat sublayer MAC digunakan untuk mengidentifikasi ES (stasiun / DTE), dengan menggunakan untuk membentuk rute bagi frame antar sistem. Selebihnya, karena tunda transit yang pendek dan laju kesalahan bit yang kecil pada LAN, sebuah protokol jaringan tak terhubung sederhana biasanya digunakan. Artinya, kebanyakan LAN berbasis jaringan connectionless network access (CLNS)
Berbeda dengan LAN, alamat-alamat lapisan link pada kebanyakan WAN lapisan network digunakan untuk mengidentifikasi ED dan membentuk rute bagi paket didalam suatu jaringan. Karena WAN mempunyai transit yang panjang dan rentan terhadap munculnya error, maka protokol yang berorientasi hubungan (koneksi) lebih tepat untuk digunakan. Artinya, kebanyakan WAN menggunakan connection-oriented network service (CONS)
Gambar 4.17 Skema pelayanan jaringan internet
Pengalamatan
Alamat Network Service Access Point (NSAP) dipakai untuk mengidentifikasi sebuah NS_user dalam suatu end system (ES) adalah sebagai alamat network-wide unik yang membuat user teridentifikasi secara unik dalam keseluruhan jaringan.
Dalam sebuah LAN atau WAN, alamat NSAP harus unik (dengan suatu batasan) di dalam domain pengalamatan jaringan tunggal. Alamat NSAP dari NS_user dibangun dari alamat point of attachtment (PA) yang digabung dengan LSAP (link) dan selector alamat interlayer NSAP (network) dalam sistem.
Gambar 4.18 Hubungan antara alamat NSAP dan NPA
Untuk sebuah internet yang terbentuk dari beberapa jaringan dengan
tipe yang berlainan, sebgai contoh LAN dengan X.25 WAN, mempunyai
fornmat (susunan) dan sintaks yang berbeda dengan alamat PA dari end
system atau ES (dalam hal ini juga IS). Apabila terdapat beberapa
jaringan yang terhubung, maka alamat network point of attatchment (NPA)
tidak bisa digunakan sebagai dasar alamat NSAP dari NS_user. Untuk
pembentukan sebuah open system internetworking environment (OSIE), maka
NSAP dengan susunan yang berbeda harus digunakan untk mengidentifkasi
NS_user. Pengalamatan baru ini bersifat independen dari alamat NPA.
Hubungan antara alamat NSAP dan NPA ditunjukkan pada gambar 4.18.
Terlihat bahwa terdapat dua alamat yang sama sekali berbeda untuk masing-masing ESyang terhubung ke internet yaitu NPA dan NSAP. Almat NPA memungkinkan sistem melakukan pengiriman dan penerimaan NPDU dilingkungan lokal, sedangkan alamat NSAP berlaku untuk identifikasi NS_user dalam sebuah jaringan yang lebih luas (internetwide atau keseluruhan OSIE). Apabila sebuah IS terhubung ke lebih dari sebuah jaringan, ia harus memiliki alamat sesuai dengan NPA untuk masing-masing jaringan yang dimasukinya.
2.7.6. Susunan Lapisan Network
Aturan dari lapisan jaringan untk tiap-tiap End System adalah untuk membentuk hubungan end to end. Bisa jadi hubgunan ini berbentuk CON atau CLNS. Dalam kedua bentuk tersebut, NS_user akan berhubungan tidak peduli berapa banyak tipe jaingan yang terlibat. Untuk itu diperlukan router.
Untuk mencapai tujuan interkloneksi yang demikian ini, maka sesuai model referensi OSI, lapisan network tiap-tiap ES dan IS tidak hanya terdiri dari sebuah protokol tetapi paling tidak tiga (sublayer) protokol. Masing-=masing protokol ini akan membentuk aturan yang lengkap dalam sistem pelayanan antar lapisan jaringan. Dalm terminologi ISO, masing-masing jaringan yang membangun internet yang dikenal sebagai subnet, memliki tiga protokol penting yaitu :
- 1. Subnetwork independent convergence Protocol (SNICP)
- 2. Subnetwork dependent convergence protocol (SNDCP)
- 3. Subnetwork dependent access protocol (SNDAP)
Gambar 4.19(a). Tiga buah protokol dalam NL
Gambar 4.19(b). Struktur IS
![]() |
Beragam WAN tipe X.25 dapat diinterkoneksikan dengan gateway berbasis X.75. Penggunaan sebuah standar yang mespesifikasikan operasi protokol lapisan paket X.25 dalam LAN berarti sebuah pendekatan internetworking dengan mengadopsi X.25 sebagai sebuah protokol internetwide yang pada akhirnya dapat bekerja dalam modus connection-oriented atau mode pseudoconnectionless. Pemecahan ini menarik karena fungsi-fungsi internetworking terkurangi. Kerugian pendekatan ini adalah munculnya overhead pada paket X.25 menjadi tinggi dan throughput paket untuk jaringan ini menjadi rendah.
Pemecahan tersebut mengadopsi ISO berdasar pada pelayanan internet connectionless (connectionles internet service) dan sebuah associated connectionless SNICP. SNICP didefinisikan dalam ISO 8475. Pendekatan ini dikembangkan oleh US Defense Advanced Research Project Agency (DARPA). Internet yang dibangun pada awalnya diberi nama ARPANET, yang digunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan komputer dengan beberapa situs penelitian dan situs universitas.

Gambar 4.20 Skema IP internetwide
Protokol internet hanyalah sebuah protokol yang berasosiasi dengan deretan protokol lengkap (stack) yang digunakan galam internet. Deretan protokol yang lengkap ini dikenal dengan istilah TCP/IP, meliputi protokol aplikasi dan protokol transport. Dua protokol yang menarik untuk dikaji adalah jenis protokol Internet Protocol atau dikenal sebagai IP dan ISO Internet Protocol atau dikenal sebagai ISO-IP atau ISO CLNP. Secara umum pendekatan dua protokol ini dapat digambarkan pada gambar 4.20.
Internet Protocol merupakan protokol internetwide yang dapat menghubungkan dua entitas protokol transport yang berada pada ES atau host yang berbeda agar dapat saling menukarkan unit-unit pesan (NSDU). Protokol jenis ini sangat luas digunakan untuk internet jenis komersial maupun riset.
Jenis yang kedua yaitu ISO-IP atau ISO CLNP menggunakan acuan internetwide, connectionless dan subnetwork-independent convergence protocol. Protokol ini didefinisikan secara lengkap di ISO 8473. Dalam sebuah protokol internetworking yang lengkap, terdapat dua subnet yaitu inactive network protocol dan nonsegmenting protocol. Model protokol jaringan modus connectionless biasanya digunakan dalam LAN dan dginakankan untuk aplikasi-aplikasi jaringan tunggal (dalam hal ini sumber dan tujuan tergabung dalam sebuah jaringan.
Sedangkan protokol nonsegmenting (dalam terminologi IP disebut nonfragmenting) digunakan dalam internet yang mengandung subnet dengan ukuran paket maksimum yang tidak boleh lebih dari yang dibutuhkan oleh NS_user untuk mentransfer data.
Kami mengambil kesimpulan bahwa network layer merupakan lapisan pendukung dari lapisan yang lain ,lapisan ini mentrsfer paket data kelamat ip lainnaya dan Network layer berfungsi untuk pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Route dapat didasarkan pada table statik yang dihubungkan ke network.
SARAN
Sesuai dengan keterbatasan kami bnayak hal yang perlu ditambhkan bagi sipembaca apa bila ada kesalahan mohon dimaafkan apa bila da keritik saran yang diperlu dimasukan silahkan karena kami sadar bahwa sangat bnyak kekurangan materi dalam dalam buat makalah ini yang mengenai layer network.
TRANSPORT LAYER
transport layer adalah lapisan keempat dari model referensi jaringan OSI. Lapisan transpor bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol yang terletak di atasnya
Berikut ini adalah beberapa fungsi dai transport layer:
- Menerima data dari session layer
- Memecah data menjadi bagian – bagian yang lebih kecil
- Meneruskan data ke network layer
- Memastikan bahwa semua data yang melewatinya dapat tiba di sisi lainnya dengan tepat
- Mengirim segment dari satu host ke host yang lain
- Memastikan realibilitas data
Apabila hal ini sudah selesai, maka transport layer kemudian akan mengirimkan pecahan atau pakt data tersebut menuju layer berikutnya untuk diproses lebih lanjut. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar konektivitas di dalam jaringan ttap berjalan dengan baik.
- Mengatur lalu lintas dari sebuah jaringan
Simple Protocol
Simple
Protocol merupakan yang paling sederhana di dalam transport layer. Pada simple protocol tidak terdapat Flow Control dan Error Control. Penerima (receiver)
ataupun dalam hal ini tujuan (destination)
diasumsikan dapat menangani paket apapun yang diterimanya, tanpa perlu adanya Flow Control dan Error Control.
Sebagaimana proses yang terjadi untuk setiap layer
pada jaringan komputer (di setiap komputer, baik di sisi pengirim maupun
penerima), maka pada Simple Protocol
juga terjadi hal yang sama. Tanpa adanya proses Flow Control dan Error
Control, maka paket yang dikirimkan dari komputer pengirim akan diterima
dari layer teratas (Aplication Layer)
ke layer-layer di bawahnya (Transport
Layer hingga ke Physical Layer),
untuk kemudian diterima oleh komputer penerima dari layer terbawah (Physical
Layer) menuju ke Layer teratas (Application
Layer). Dan tentu saja terjadi proses Encapsulation
dan Decapsulation didalamnya (baik di
sisi pengirim maupun di sisi penerima).
Gambar 2.1.1 : parameter untuk simulasi Simple
Protocol
2)
Stop and
Wait Protocol :
Stop and
Wait Protocols merupakan protocol di dalam Transport Layer yang menerapkan proses Flow Control dan Error
Control dengan baik sebab memiliki kendali control dalam bentuk Flow Control dan Error Control, juga bersifat Unidirectional
(satu arah).
Pengirim (sender) dan penerima (receiver),
atau dalam konteks lain adalah komputer asal (source) dan komputer tujuan (destination),
sama- sama menggunakan Sliding Windows
dengan size 1. Sliding Windows
merupakan sebuah virtual Windows
dengan ukuran yang dapat ditentukan. Sliding
Windows berfungsi untuk mengecek urutan pengiriman dan penerimaan paket di
dalam jaringan komputer.
Pada Stop and Wait Protocols ini, komputer pengirim (sender) atau komputer asal (source) mengirimkan satu buah paket data
pada satu waktu, kemudian berhenti (stop)
dan menunggu (wait) sampai sebuah Akcnowledgement (ACK) diterima. Jika Akcnowledgement (ACK) telah diterima,
maka akan dilanjutkan ke proses pengiriman paket data selanjutnya. Demikianlah
proses berulang hingga paket terkirim dengan sempurna dan diterima dengan baik
oleh penerima (receiver) atau
komputer tujuan (destination).
Stop and
Wait Protocols ini menerapkan konsep Connection Oriented dengan baik sekali. Untuk setiap pengiriman
paket, akan diawali dengan kondisi (state)
berupa Start (mulai). Kemudian dari sisi penerima akan mengirimkan ACK,
sehingga kondisi menjadi Wait (tunggu).
Dalam hal ini, dilakukan pengecekan apakah checksum sudah benar dan paket yang
dikirimkan tidak rusak (corrupt).
Apabila paket rusak atau tidak benar, maka paket akan dibuang dan dikirimkan
ulang kembali dari pengirim. Apabila paket sudah benar dan tidak rusak, maka
kondisi menjadi Stop (berhenti).
Paket – paket selanjutnya pun akan dikirimkan kembali dengan memulai kondisi State, Wait dan Stop secara
berulang – ulang hingga paket yang dikirimkan ke penerima sampai dengan baik
dan utuh. Konsep connection oriented
inilah yang kemudian diadopsi oleh protocol
TCP sebagai salah satu protokol pada Transport
Layer.
Tentu saja, sebagaimana pada proses
yang terjadi untuk setiap layer jaringan
komputer, paket akan dikirimkan dari Application
Layer (layer teratas) menuju ke Transport
Layer dan layer- layer di
bawahnya (pada komputer pengirim) untuk kemudian diterima oleh komputer
penerima, dimulai dari Physical Layer
(layer terbawah) hingga menuju layer teratas (Application Layer). Untuk setiap layer, pada sisi pengirim akan terjadi pemecahan paket dan
pembungkusan paket (Encapsulation),
sedangkan di sisi penerima berupa pembukaan bungkusan paket dan penyusunan
kembali paket agar utuh seperti semula (Decapsulation).
Gambar 2.1.2.3 : parameter untuk operasi Stop and Wait Protocol
3) Go Back Protocol
Stop and Wait Protocol telah mampu
memperbaiki kekurangan yang dimiliki oleh Simple
Protocol dalam hal penyediaan Flow
Control dan Error Control,
terkait dengan pengiriman paket didalam jaringan komputer. Namun Stop and Wait Protocol masih memiliki
kekurangan, yaitu hanya mampu mengirim sebuah paket terlebih dahulu untuk
kemudian menunggu adanya Acknowledgement
(ACK), dan mengkonfirmasikan bahwa paket telah terkirim dan sampai tujuan
dengan baik secara satu per satu.
Untuk memperbaiki kekurangan itu, diciptakanlah Go Back N (GBN) Protocol. Konsep kerja dari Go
Back N Protocol hampir sama dengan Stop
and Wait Protocol. Perbedaannya, Go
Back N mengirimkan lebih dari satu paket dalam satu waktu ke komputer
tujuan (N buah paket data dlama satu kurun waktu tertentu), namun komputer
tujuan hanya melakukan buffer
(menerima) satu paket saja untuk setiap waktu (satu per satu), untuk kemudian
dikirimkan Acknowledgement (ACK) dari
setiap paket tersebut secara satu per satu.
Untuk melihat simulasi Go Back N Protocol, dapat diakses di http://www.ccs-labs.org/teaching/rn/animations/gbn_sr/. Ini adalah
gambar tampilannya:
Gambar 2.1.3 : parameter untuk simulasi Go Back Protocol
4) Piggyback Protocol
Protocol yang besifat Bidirectional (dua arah). Ini berarti
sesuai dengan kondisi di dunia nyata, yaitu dari client (komputer
pengirim/sumber/source) ke server (komputer penerima/tujuan/destination) dan dari server ke client (untuk paket dan sekaligus ACK). Saat sebuah paket dikirim
dari server ke client, maka otomatis akan dikirimkan juga Acknowledgment (ACK) dari client
ke server. Demikian pula, ACK
jugadikirimkan dari server ke server.
5) Selective Repeat Protocol
Selective
Repeat (SR) Protocol merupakan protokol
perbaikan kinerja dari Go Back N
(GBN) protokol yang diciptakan dalam Transport Layer. Sebagaimana namanya, Selective Repeat (SR) Protocol memiliki kemampuan untuk memilah secara selektif semua
paket yang akan ditransfer di dalam jaringan secara berulang-ulang. Apabila ada
paket yang rusak atau hilang selama proses transfer, maka paket tersebut akan
dikirim ulang. Itu sebabnya, pada Selective
Repeat (SR) Protocol terdapat 2
buah windows. Windows dalam hal ini dimaksudkan sebagai kotak virtual untuk
menyimpan sequence number (nomor urut)
dari paket-paket yang dikirim maupun diterima pada jaringan komputer. Kedua windows tersebut terdiri atas Send Windows dan Receive Windows. Dengan kata lain Selective Repeat (SR) Protocol
akan mengirimkan ulang paket yang rusak atau hilang saja. Paket yang diketahui
rusak atau hilang ini merupakan hasil seleksi secara selektif oleh Selective Repeat (SR) Protocol yang dilakukan secara berulang
– ulang.
Untuk melihat simulasi Selective Repeat (SR) Protocol bisa di lihat dan disimulasikan
secara online di http://www.ccs-labs.org/teaching/rn/animations/gbn_sr/
Gambar 2.1.5.1 : parameter untuk simulasi Selective Repeat (SR) Protocol
Gambar2.1.5.2 : Simulasi online Selective Repeat (SR) Protocol
Perbedaan TCP dan UDP
1)
TCP
Transmission
Control Protocol (TCP) adalah salah satu jenis protokol yang
memungkinkan kumpulan komputer untuk berkomunikasi dan bertukar data didalam
suatu network (jaringan). TCP
merupakan suatu protokol yang berada di lapisan transpor (baik itu dalam tujuh
lapis model referensi OSI atau model DARPA) yang berorientasi sambungan (connection-oriented) dan dapat
diandalkan (reliable). TCP dipakai
untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan keandalan data.
Kelebihan
TCP/IP
Beberapa kelebihan TCP/IP dibandingkan protokol yang
lain :
a.
TCP/IP adalah protokol yang bisa diarahkan. Artinya ia
bisa mengirimkan datagram melalui rute-rute yang telah ditentukan sebelumnya.
Hal ini dapat mengurangi kepadatan lalu lintas pada jaringan, serta dapat
membantu jika jaringan mengalami kegagalan, TCP/IP dapat mengarahkan data
melalui jalur lain.
b.
Memiliki mekanisme pengiriman data yang handal dan
efisien.
c.
Bersifat open
platform atau platform independent
yaitu tidak terikat oleh jenis perangkat keras atau perangkat lunak tertentu.
d.
Karena sifatnya yang terbuka, TCP/IP bisa mengirimkan
data antara sistem-sistem komputer yang berbeda yang menjalankan pada
sistem-sistem operasi yang berbeda pula.
e.
TCP/IP terpisah dari perangkat keras yang
mendasarinya. Protokol ini dapat dijalankan pada jaringan Ethernet, Token ring, X.25, dan bahkan melalui sambungan telepon.
f.
TCP/IP menggunakan skema pengalamatan yang umum, maka
semua sistem dapat mengirimkan data ke alamat sistem yang lain.
Kegunaan TCP
Beberapa
kegunaan dari TCP yaitu :
a.
Menyediakan komunikasi logika antar proses aplikasi
yang berjalan pada host yang berbeda
b.
protokol
transport berjalan pada end systems
c.
Pengiriman file (file transfer). File Transfer
Protokol (FTP) memungkinkan pengguna komputer yg satu untuk dapat mengirim
ataupun menerima file ke komputer jaringan. Karena masalah keamanan data, maka
FTP seringkali memerlukan nama pengguna (username)
dan password, meskipun banyak juga
FTP yg dapat diakses melalui anonymous,
lias tidak berpassword. (lihat RFC 959 untuk spesifikasi FTP)
d.
Remote
login. Network terminal Protokol (telnet) memungkinkan pengguna komputer dapat melakukan log in ke dalam suatu komputer didalam
suatu jaringan. Jadi hal ini berarti bahwa pengguna menggunakan komputernya
sebagai perpanjangan tangan dari komputer jaringan tersebut.( lihat RFC 854 dan
855 untuk spesifikasi telnet lebih
lanjut)
e.
Computer mail. Digunakan untuk menerapkan sistem
elektronik mail.
f.
Network File
System (NFS). Pelayanan akses file-file jarak jauh yg memungkinkan klien-klien
untuk mengakses file-file pada komputer jaringan jarak jauh walaupun file
tersebut disimpan secara lokal. (lihat RFC 1001 dan 1002 untuk keterangan lebih
lanjut)
g.
remote
execution. Memungkinkan pengguna komputer untuk menjalankan suatu program didalam
komputer yg berbeda. Biasanya berguna jika pengguna menggunakan komputer yg
terbatas, sedangkan ia memerlukan sumber yg banyak dalam suatu system komputer.
Ada beberapa jenis remote execution,
ada yg berupa perintah-perintah dasar saja, yaitu yg dapat dijalankan dalam system komputer yang sama dan ada pula
yg menggunakan “prosedure remote call
system”, yang memungkinkan program untuk memanggil subroutine yg akan dijalankan di system komputer yg berbeda. (sebagai contoh dalam Berkeley UNIX ada perintah “rsh” dan “rexec”)
h.
name servers. Nama database alamat yg digunakan pada
internet (lihat RFC 822 dan 823 yg menjelaskan mengenai penggunaan protokol
name server yg bertujuan untuk menentukan
nama host di internet.).
Contoh
aplikasi yang menggunakan protocol TCP :
1.
TELNET
2.
FTP (File
Transfer Protocol)
3. SMTP (Simple Mail Transfer Protocol)
2)
UDP
UDP,
singkatan dari User Datagram Protocol,
adalah salah satu protokol lapisan
transport TCP/IP yang mendukung komunikasi yang tidak andal (unreliable), tanpa koneksi (connectionless) antara host-host dalam jaringan yang
menggunakan TCP/IP.
Karakteristik
dari UDP antara lain, yaitu :
a.
Connectionless (tanpa
koneksi): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus dilakukan proses
negosiasi koneksi antara dua host
yang hendak berukar informasi.
b.
Unreliable (tidak
andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor
urut atau pesan acknowledgment.
Protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan pemulihan
terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi. Umumnya, protokol lapisan
aplikasi yang berjalan di atas UDP mengimplementasikan layanan keandalan mereka
masing-masing, atau mengirim pesan secara periodik atau dengan menggunakan
waktu yang telah didefinisikan.
c.
UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan
ke sebuah protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam jaringan yang menggunakan
TCP/IP. Header UDP berisi field Source Process Identification dan Destination Process Identification.
d.
UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-bit terhadap keseluruhan pesan UDP.
Kegunaan
UDP:
UDP sering digunakan dalam beberapa tugas berikut:
a.
Protokol yang “ringan” (lightweight): Untuk menghemat sumber daya memori dan prosesor, beberapa protokol lapisan
aplikasi membutuhkan penggunaan protokol yang ringan yang dapat melakukan
fungsi-fungsi spesifik dengan saling bertukar pesan. Contoh dari protokol yang
ringan adalah fungsi query nama dalam
protokol lapisan aplikasi Domain Name
System.
b.
Protokol lapisan aplikasi yang mengimplementasikan
layanan keandalan: Jika protokol lapisan aplikasi menyediakan layanan transfer
data yang andal, maka kebutuhan terhadap keandalan yang ditawarkan oleh TCP pun
menjadi tidak ada. Contoh dari protokol seperti ini adalah Trivial File Transfer Protocol (TFTP) dan Network File System (NFS)
c.
Protokol yang tidak membutuhkan keandalan. Contoh
protokol ini adalah protokol Routing
Information Protocol (RIP).
d.
Transmisi broadcast:
Karena UDP merupakan protokol yang tidak perlu membuat koneksi terlebih dahulu
dengan sebuah host tertentu, maka
transmisi broadcast pun dimungkinkan.
Sebuah protokol lapisan aplikasi dapat mengirimkan paket data ke beberapa
tujuan dengan menggunakan alamat multicast
atau broadcast. Hal ini kontras
dengan protokol TCP yang hanya dapat mengirimkan transmisi one-to-one. Contoh: query nama
dalam protokol NetBIOS Name Service.
Kelemahan
UDP
a.
UDP tidak menyediakan mekanisme penyanggaan (buffering) dari data yang masuk ataupun
data yang keluar. Tugas buffering
merupakan tugas yang harus diimplementasikan oleh protokol lapisan aplikasi
yang berjalan di atas UDP.
b.
UDP tidak menyediakan mekanisme segmentasi data yang
besar ke dalam segmen-segmen data, seperti yang terjadi dalam protokol TCP.
Karena itulah, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus
mengirimkan data yang berukuran kecil (tidak lebih besar dari nilai Maximum Transfer Unit/MTU) yang dimiliki
oleh sebuah antarmuka di mana data tersebut dikirim. Karena, jika ukuran paket
data yang dikirim lebih besar dibandingkan nilai MTU, paket data yang
dikirimkan bisa saja terpecah menjadi beberapa fragmen yang akhirnya tidak jadi
terkirim dengan benar.
c. UDP tidak
menyediakan mekanisme flow-control,
seperti yang dimiliki oleh TCP.
Contoh
aplikasi yang menggunakan protocol UDP
1.
DNS (Domain Name
System)
2.
SNMP (Simple
Network Management Protocol)
3.
TFTP (Trivial
File Transfer Protocol)
4.
SunRPC
Perbedaan
antara TCP dan UDP
TCP
|
UDP
|
|
PROTOCOL
|
TCP mempunyai karakteristik
sebagai protokol yang berorientasi koneksi (Connection oriented).
Protokol TCP menggunakan jalur
data full duplex yang berarti
antara kedua host terdapat dua buah
jalur, jalur masuk dan jalur keluar sehingga data dapat dikirimkan secara
simultan.
|
UDP mempunyai karateristik connectionless (tidak berbasis
koneksi). Data yang dikirimkan dalam bentuk packet tidak harus melakukan call
setup seperti pada TCP. Data dalam protokol UDP akan dikirimkan sebagai
datagram tanpa adanya nomor identifier.
Sehingga sangat besar sekali kemungkinan data sampai tidak berurutan dan
sangat mungkin hilang/rusak dalam perjalananan dari host asal ke host tujuan.
|
PORT
|
Port –
port yang digunakan dalam transport layer menggunakan 16-bit integer (0 – 65535), dengan satu sama lain harus berbeda (unique).
|
Port dalam UDP
menggunakan 16-bit integer, port – port yang bisa digunakan
adalah antara 1 sampai 65535. Port –
port yang digunakan dibagi menjadi 3 bagian yaitu well-known port ( antara 1 – 1023), registered port ( 1024 – 49151 ) dan ephemeral port ( 49152 – 65535 ).
|
KOMUNIKASI
|
Memungkinkan sekumpulan komputer
untuk berkomunikasi dan bertukar data didalam suatu jaringan.
|
Kurang andal dalam komunikasi
tanpa koneksi antara host-host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP.
|
Perhitungan
User Datagram pada UDP
Tersedia
Header dari UDP (User Datagram Protocol) dengan format hexadecimal berupa CB84000D001C001C.
Length header telah diketahui secara default adalah 8. Maka dapat diketahui
cara perhitungan niali untuk keempat komponen lainnya, yaitu Source Port Number, Destination Port Number,
Total Length User Datagram Protocol, dan Length Data, sebagai berikut :
ü Source Port Number à ubah dari hexadecimal (CB84)16 ke decimal(10) (CB84)16
= (52100)10.
C B
8 4 C=12, B=11
163 162 161 160
4x160=4
, 8x161=128, 11x162=2816, 12x163=49152 52100
ü Destination Port Number à ubah dari hexadecimal (000D)16 ke decimal(10) (000D)16
= (13)10.
0 0
0 D D=13
163 162 161 160
13x160=13
, 0x161=0, 0x162=0, 0x163=0 0
ü Total Length UDP à
ubah dari hexadecimal (001C)16
ke decimal(10) (001C)16
= (28)10.
0 0
1 C C=12
163 162 161 160
12x160=12
, 1x161=16, 0x162=0, 0x163=0 28
ü Length Data à
cari selisih dari Total Length UDP
dan Length Header, keduanya dalam decimal(10)
Total
Length UDP - Length
Header = (28)(10) – (8)(10) = (20)(10)
Layanan Utama pada TCP
TCP merupakan salah satu protokol utama di dalam Transport Layer. Dalam pengoperasiannya,
terdapat macam-macam layanan utama pada TCP, segment dan koneksi.
1)
Layanan utama pada TCP layanan
Pada TCP terdapat enam buah layanan utama yang
diberikan didalam jaringan komputer, khususnya pada Transport Layer. Keenam layanan tersebut yaitu:
a.
Process to
Process Communication
Process to
Process Communication merupakan bentuk layanan dari TCP komunikasi dan
layanan, digunakan nomor port (Port
Number) sesuai dengan ketentuan. Port Number memiliki peranan penting
didalam proses koneksi dan komunikasi antar komputer didalam jaringan komputer.
b.
Stream
Delivery Service
Stream
Delivery Service merupakan layanan pengantaran aliran paket data (stream) oleh TCP didalam proses
pertukaran paket data antara komputer pengirim dan komputer penerima pada
jaringan komputer.
c.
Full Duplex
Communication
Layanan berupa Full
Duplex Communication oleh TCP memungkinkan adanya pengiriman beberapa buah
paket data secara bersamaan didalam paket data secara bersamaan didalam
jaringan komputer. Layanan inilah yang memungkinkan untuk mentransfer dengan
baik beberapa buah paket data sekaligus dari dan ke komputer melalui jaringan
komputer (misalnya LAN).
d.
Multiplexing
dan Demultiplexing
Kedua jenis pasangan layanan ini terdapat dan
disediakan oleh TCP di sisi komputer pengirim (untuk Multiplexing) dan di sisi komputer penerima (untuk Demultiplexing).
e.
Connection
Oriented
Dalam TCP, terdapat layanan pembuatan (setup) koneksi jaringan komputer. Dalam
hal ini, TCP menggunakan kombinasi Go
Back N Protocol dan Selective Repeat Protocol.
f.
Reliable
Ini merupakan layanan untuk proses peengecekan paket
data yang dikirim ke komputer tujuan (destination).
Misal apakah ada paket data yang mengalami kesalahan (error), tidak terkirim dengan baik atau hilang di perjalanan,
mengalami kerusakan, dan lain-lain. Paket-paket yang mengalami gangguan ini
akan dikirim ulang. Sedangkan dari komputer penerima akan mengirimkan
konfirmasi laporan dalam bentuk ACK (Acknowledgment).
2)
Segment
Pada transport
layer, paket data disebut dengan segment. Sebuah segment mempunyai sebuah
format standar dengan delapan buah bagian didalamnya, yaitu:
a.
Source Port
Address
Source Port
Address memuat port number pada kumputer
asal (source) dari beragam aplikasi
di dalam jaringan komputer.
b.
Destination
Port Address
Destination
Port Address memuat port
number pada komputer tujuan (destination)
dari beragam aplikasi di dalam jaringan komputer.
c.
Sequence
Number
Sequence
Number memuat sejumlah angka sepanjang 32 bit, yang berfungsi untuk
memberitahukan kepada komputer tujuan mengenai bit data yang mana saja yang
menjadi bit pertama di paket data (Segment) yang dikirim dan diterima.
d.
Acknowledgment (ACK) Number
Acknowledgment (ACK) Number merupakan nomor dari ACK yang
diterima oleh komputer pengirim, sebagai hasil konfirmasi laporan dari komputer
penerima terhadap paket data yang diterimanya.
e.
Header
Length
Header
Length merupakan panjang dari Header
TCP sepanjang 4 Byte.
f.
Control
Control (atau bisa
juga disebut Control Bit) memuat
sejumlah bit yang membantu di dalam beberapa proses pada TCP. Di dalam Control antara lain terdapat Flow Control, pembukaan koneksi,
penutupan koneksi dan proses transfer data. Kemudian terdapat juga enam buah
operasi didalamnya, yang meliputi SYN (sinkronisasi Sequence Number), FIN (pengecekan jika tidak ada data yang berasal
dari komputer pengirim), URG (Urgent
Point, yaitu point penting
didalam field TCP yang bersifat signifikan), ACK (Acknowledgment untuk point
penting didalam field TCP yang bersifat signifikan), PSH (berfungsi sebagai
tombol tekan atau Push), dan RST
(berfungsi untuk Reset, yaitu
mengembalikan pengaturan koneksi).
g.
Windows Size
Windows Size merupakan
ukuran dari windows yang digunakan di dalam proses pengiriman paket pada TCP.
Panjangnya mencapai 16 bit.
h.
Checksum
Checksum pada TCP
memiliki fungsi yang sama dengan Checksum
pada UDP. Perbedaannya, checksum pada
TCP merupakan suatu keharusan. Sedangkan pada UDP, checksum merupakan sebuah opsional saja.
3)
Koneksi pada TCP
TCP memiliki sejumlah tahapan di dalam penyediaan dan
pembentukan koneksi. Terdapat tiga buah tahap koneksi yang dimiliki oleh TCP,
yaitu:
a.
Connection Establishment
Tahap paling awal yang dilakukan oleh TCP adalah
mentransmisikan data dalam bentuk Duplex
Mode, sehingga salah satu protokol yang akan umum digunakan secara nyata
adalah piggyback.
Pada tahap ini koneksi mulai dibentuk dengan
menggunakan Three Way Handshacking.
Proses dimulai dari server dengan
sebuah Passive Open. Pada passive open ini, server memberitahukan pada TCP bahwa koneksi siap dilakukan,
sehingaa client diperbolehkan untuk
melakukan permintaan koneksi. Kemudian dilanjutkan dengan Active Open. Pada Active Open
ini, client mengirimkan permintaan (request) ke server, yang didalamnya memuat SYN.
Proses kemudian dilanjutkan oleh server, dengan cara melayani request
client melalui koneksi yang telah terbentuk tersebut. Pada tahap ini
dilakukan pengiriman SYN dan ACK. Client
membalas dengan mengirimkan ACK. Sebuah segment SYN maupun SYN + ACK tidak
dapat membawa data didalamnya, namun hanya dapat memuat sebuah sequence number didalamnya.
b.
Data Transfer
Setelah tahap Connection
berhasil dilakukan, maka koneksi mulai tersedia untuk komputer yang akan saling
berhubungan (komunikasi). Tahap selanjutnya adalah melakukan Data Transfer. Pada proses ini dilakukan
transfer data secara Bidirectional
(dua arah). Umumnya digunakan konsep piggyback.
Dengan Bidirectional, paket data dan
ACK dapat dikirimkan secara bersama-sama. Tahap diawali dengan adanya Send Request (pengiriman permintaan
untuk pengiriman paket data) dari client
ke server. Kemudian dilanjutkan
dengan server menerima Request dari client terkait dengan pengiriman paket data. Setelah proses
transfer paket data (beserta dengan ACK) terjadi, kemudian koneksi ditutup (Closed atau Terminated).
c.
Connection
Termination
Connection Termination merupakan
tahap terakhir pada koneksi TCP, yaitu tahap menutup koneksi dari client ke server. Pada tahap ini dilakukan juga Three Way Handshacking. Proses Three
Way Handshacking dimulai dari client
melakukan Active Close. Pada Active Close ini client mengirimkan FIN.
Kemudian dilanjutkan oleh server
dengan cara merespon melalui Passive
Close. Pada Passive Close ini
dilakukan pengiriman FIN dan ACK (Acknowledgment),
kemudian koneksi ditutup. Client lalu
mengirimkan kembali ACK.
Proses Terjadinya Congetion
TCP Congestion Control
Merupakan
sebuah control kendali terhadap paket data yang mengalir di dalam jaringan
komputer, dari komputer pengirim ke komputer penerima. Control kendali yang
dilakukan oleh TCP (Transmission Control
Protocol) untuk membuang paket data yang berlebihan di luar batas daya
tampung inilah yang disebut dengan Congestion
Control. Proses ini meliputi 3 buah proses, yaitu :
1) Congestion Windows
Congestion Windows
merupakan variable yang dimiliki oleh TCP (Transmission
Control Protocol) sehubungan dengan proses transmisi paket data yang
dilakukan oleh TCP di dalam jaringan komputer. Di dalamnya terdapat dua buah
parameter nilai yang digunakan, yaitu rwnd (Receiver
Windows) dan cwnd (Congestion Windows).
Kedua parameter ini digunakan untuk ukuran paket data (dalam bentuk Send Windows) pada TCP (Transmission Control Protocol)
2) Congestion Detection
Congestion Detection
berfungsi untuk mendeteksi adanya Congestion
yang terjadi di dalam jaringan komputer, terutama pada Transport Layer. Deteksi adanya Congestion
ini dapat dilakukan melalui adanya penerimaan ACK (Acknowledgment) dari paket data yang dikirim maupun yang diterima
oleh TCP (Transmission Control Protocol).
Dengan adanya deteksi terhadap Congestion
(Congestion Detection), maka diharapkan akan dapat membantu di dalam
beberapa hal berikut, yaitu :
a. Untuk
membantu di dalam mengetahui apakah akan terjadi Congestion di dalam jaringan komputer atau tidak.
b. Untuk
membantu di dalam mengetahui factor – factor apa yang menyebabkan terjadinya Congestion di dalam jaringan komputer,
melalui adanya deteksi, identifikasi, dan klasifikasi.
c. Untuk
membantu di dalam memberikan solusi
terhadap Congestion yang terjadi.
3) Congestion Policies
Congestion Policies
memuat sejumlah aturan dan algoritma yang digunakan untuk menangani terjadinya Congestion di dalam jaringan komputer.
Terdapat 3 buah algoritma yang umum
digunakan, yaitu :
a. Algoritma Slow Start
Algoritma
Slow Start menekankan kepada adanya peningkatan dari ukuran
variabel CWND (Congestion Windows)
yang digunakan di dalam jaringan komputer pada TCP (Transmission Control Protocol). Peningkatan ukuran variabel CWND (Congestion Windows) ini terjadi secara
eksponensial. Algoritma ini terjadi
pada TCP versi lama maupun versi baru.
b. Algoritma Congestion Avoidance
Algoritma
Congestion Avoidance menekankan pada peningkatan ukuran
variabel CWND (Congestion Windows)
secara perlahan, tidak secara eksponensial. Algoritma
ini terjadi pada TCP versi lama maupun versi baru.
c. Algoritma Fast Recovery
Algoritma
Fast Recovery menekankan pada peningkatan ukuran
variabel CWND (Congestion Windows),
namun hanya dilakukan jika terjadi duplikasi pada ACK (acknowlegment). Algoritma ini
terjadi pada TCP versi baru.
Kesimpulan
Di dalam kegunaan Transport Layer, terdapat beberapa protokol yang khusus
bekerja disana. Beberapa protokol tersebut dapat memberikan layanan transmisi
yang lebih andal dan biasa disebut ARQ (Automatic ReQuest). Namun, setiap
protokol ARQ mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Misalnya apabila
ada protokol yang memiliki kekurangan dalam pengiriman data yang tidak efektif
contohnya Simple Protocol, lalu ada protokol lain yang yang mempunyai kelebihan
contohnya Go Back N Protocol yang dapat mentransfer beberapa data dalam satu
waktu.
Selain itu, di dalam transport layer juga terdapat
dua protokol yang membantu dalam pengiriman data, yaitu TCP dan UDP. Perbedaan
dari dua protokol itu adalah TCP merupakan protokol yang andal dalam pengiriman
namun membutuhkan koneksi, sedangkan UDP merupakan protokol yang tidak andal,
namun tidak membutuhkan koneksi saat pengiriman data. Dalam UDP juga terdapat
perhitungan user datagram untuk mencari Source
Port Number, Destination Port Number, Total Length User Datagram Protocol, dan
Length Data dengan diketahui Length
Header-nya terlebih dahulu.
Dalam pengoperasian TCP, terdapat enam buah layanan
utama, yaitu: Process to Process Communication, Stream Delivery
Service, Full Duplex Communication, Multiplexing dan Demultiplexing,
Connection Oriented, serta Reliable. Pada Transport Layer, paket
data disebut dengan Segment. Di dalam TCP, sebuah segment memiliki
sebuah format standar dengan delapan bagian didalamnya, yaitu: Source Port
Address, Destination Port Address, Sequence Number, Acknowledgment (ACK) Number,
Header Length, Control, Windows Size, dan Checksum. Dan koneksi pada
TCP terdapat tiga tahap, yaitu: Connection Establishment, Data
Termination, dan Connection Termination.
Dalam
TCP juga terdapat Congestion Control, yaitu
sebuah control kendali terhadap paket data yang mengalir di dalam jaringan
komputer, dari komputer pengirim ke komputer penerima. Terdapat tiga tahap
untuk proses terjadinya Congestion Control, yaitu Congestion Windows,
Congestion Detection, dan Congestion Policies. Congestion Windows merupakan variabel yang dimiliki oleh TCP
sehubungan dengan proses transmisi paket data yang dilakukan oleh TCP di dalam
jaringan komputer. Congestion Detection
berfungsi untuk mendeteksi adanya Congestion
yang terjadi di dalam jaringan komputer, terutama pada Transport Layer. Dan Congestion
Policies memuat sejumlah aturan dan algoritma yang digunakan untuk
menangani terjadinya Congestion di
dalam jaringan komputer.
Terimakasih, sangat membantu :)
BalasHapus